Sabtu, 04 Juni 2016

kisahku si anak rantau dari pulau sebrang

selamat malam para teman-temanku yang aktif di dunia blogger kali ini aku akan berbagi tentang pengalaman ku pertama kali datang ke tangerang
. Aku yang tidak sama sekali mengenal kota ini sebagai kota kelahiranku perlahan tapi pasti aku harus pergi dari kota kelahiran ku bernama sumatera selatan Palembang kota yang penuh kenangan bersama kedua orangtua ku dan adikku serta para sahabat sahabat dan pujaan hati juga eaaa....yang begitu menyayangiku tapi semua itu harus ku tinggalkan demi satu kata ‘’dendam’’ ya kata itu terkesan negative tak punya hati yang ku rasakan hanyalah rasa sakit jika ku bertahan terus menerus di kota kelahiran ku ini ,berusaha bangkit sendiri pun sulit yang kudapat hanya lah mengingat ingat smua kegagalan yang pernah ku alami di sini dan akhirnya ku putuskan pergi ke tanah sebrang berbekal hanya keberanian dan restu orang tua. Tangisan tak rela meninggalkan kota ini sangatlah berat  sudah kupikirkan aku harus jauh dari orang tua dan belajar mandiri yang sama sekali aku belum mengenal apa arti mandiri sebenarnya . bukan pelarian yang kucari di kota tangerang nanti tapi kata sebelumnya yaitu dendam hal yang tak bias ku dapatkan di kota kelahiran ku sendiri . rasa marah ataupun benci pada orang-orang yang menggiringku sampai ke titik ini sama sekali tak ku persalahkan karna aku tahu ini pilihan ku sendiri bukan pilihan mereka . berat hati meninggalkan orangtua yang sama sekali aku tak biasa jauh dari mereka dan harus mengenal kata mandiri , yang jauh dari sifat ku yang harus tau dan terpaksa menghadapi kehidupan demi mengejar impian yang tak bisa ku dapatkan di tanah kelahiranku sendiri.
 dan pada tanggal 27 september 2012 akhirnya aku datang bersama dengan uwak ku yang tinggal dikota tangerang kami sendiri menaiki bus arya prima karna bus ini adalah satu-satunya bus yang sampai ke Cikokol,Tangerang .walau aku sendiri sebenarnya tidak nyaman dengan bus ini karena jarak kursi penumpang yang begitu dekat membuat badan kursi sangatlah sempit jika dimiringkan alhasil  semalaman aku tak bisa tidur sedikitpun .Dan pada pagi harinya aku pun sampai ditangerang tepatnya di perumnas 2 ,hmmmmm..... nama perumnas sebenarnya tidaklah asing ditelingaku karna aku sendri di palembang pernah tinggal di perumnas ,ternyata perumnas ada juga di palembang beda kota tapi tempat tinggal tetap sama ya heheheh......
oh ya ngomong -ngomong tentang kota tangerang aku ingin bercrita tentang saat pertama kali aku bekerja dikota ini , kejadian ini menurutku sangat lah lucu , yupsss ....... aku bekerja di PT,radiant group dan ditugaskan pertama kali nya di hypermart lippo karawaci utara ,aku berangkat sendiri dengan menaiki angkot karna aku berpikir aku tak ingin sedikitpun merepotkan uwak ,walaupun ia sungguh khwatir terhadapku ,kembali ke permasalahan ,aku menaiki angkot jurusan perumnas -karawaci atau dikenal dengan angkot 03 berwarna putih ,saat itu aku sedang sendirian karna penumpang lain sudah kebanyakan turun dan ketika aku sedang sendirian sang supir angkot berbicara dengan bahasa yang menurutku cukup aneh ,karna sungguh aku sama sekali tak mengenal ragam bahasa tangerang sebelumnya yang kutahu hanyalah bahasa indonesia yang baik dan benar ,sang supir pun berkata ''punten neng !tabuh sabaraha iyue ? mendengar ucapan itu aku hanya terdiam dan membisu dan berpikir mungkin si supir sedang berbicara sendiri untuk mengusir sunyi ,tetapi sang supir memanggil kembali ''neng ''sampai berkali-kali ! dan barulah aku sadar kalau sang supir sedang berbicara denganku ! oh god aku sama sekali tak mengerti ucapan nya lalu sang supir pun berkta kembali''ko cicing wae neng ? ari ditanya mah atuh jawab,ulah cicing wae ?dan muka bego' ku pun keluar karna aku pusing dengan bahasa tersebut dn ku jawab ''bapak namanya ari ? '' seketika itu pun sang supir tertawa terbahak -bahak dan berkata " jadi dari tadi saya ngomong kamu gak ngerti ya '' ? dan kujawab " iya ! maaf bapak tadi ngomong apa ? '' lalu si supir pun menjawab bahwa iya sedang bertanya jam berapa sekarang ? aku pun tersenyum malu dan menjawab pertanyaan nya, lalu si supir pun akhirnya tahu dari obrolan singkat kami bahwa aku bukan lah asli orang tangerang dan sama sekali tak mengerti sedikitpun bahasa sunda ,maklum aku sendiri keturunan melayu dan kedua orang tua berasal dari kota palembang dan lingkungan ku pun tak ada satupun yang berdarah sunda, maka terjadilah noise antara aku dan si supir tapi si supir tak marah sedikitpun tetapi dia malah meminta maaf karna sempat kesal terhadapku 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar