Sabtu, 04 Juni 2016

gradasi intensitas

MAKALAH
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
GRADASI INTENSITAS








DISUSUN OLEH :
ANISYAH ( 14 70 201 128)
YUNITA RAHAYU


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PRODI ILMU KMUNIKASI
UNIVERSITAS  MUHAMMADIYAH TANGERANG


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
1.2        Rumusan Masalah
1.3        Tujuan Penulisan

BAB II DISKUSI KELOMPOK MENURUT FISHER
      2.1   Definisi Gradasi Intensitas
      2.2   Mengetahui Enam Tingkatan Gradasi Intensitas menurut IP
      2.3   Mengetahui Bebarapa prilaku kolektif yang dapat di jadikan sebagai pemicu dalam proses agitasi
      2.4   Mengetahui Beberapa Hubungan Gradasi Intensitas dengan Sasaran IP
      2.5   Mengetahui Hubungan GI dengan Waktu Penyampaian IP
     

DAFTAR PUSTAKA

















KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya,sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang berjudul Gradasi Intensitas. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :
Kedua orang tua kami yang telah memberikan nasehat dan motivsi
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu Kami harapkan demi kesempurnaan makalah. Akhir kata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha Kita.


                                                           


                                                                       






                                                                                                                                                                                                                                                                        Tangerang, Oktober 2014       

penyusun



                                                                        BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang komunikasi sangat lah penting bagi seluruh masyarakat di muka bumi ini dalam semua profesi baik secara langsung maupun tidak langsung ,baik itu komunikasi verbal dan non verbal. Oleh karena itu garadasi intensitas sangat di perlukan untuk memperkuat komunikasi kita. Gradasi intensitas komunikasi juga di dasari oleh peralatan tubuh manusia dan peralatan tubuh manusia terdiri dari dua jenis,yaitu peralatan jasmani (bersifatkonkret) dan peralatan rohani (bersifat abstrak).Telinga,Mulut,hidung,kaki,dan tangana dalah bagian dari peralatan  jasmaniah manusia.Akal,budi,naluri dan hati nurani adalah bagian dari peralatan rohaniah manusia.
Enam tingkat gradasi intensitas yangdicapaioleh IP terdiri dari,pemberitahuan,penerangan,persuasi atau pembujukan,propaganda,agoitasi dan indroktinasi.

1.2  Rumusan Masalah
           1.2.1        Apa yang dimaksud dengan Gradasi Intensitas ?
           1.2.2        Apa saja dasar dasar Gradasi Intensitas ?
           1.2.3        Apa saja tingkatan Gradasi Intensitas ?
           1.2.4        Bebarapa  prilaku  kolektif  yang  dapat di jadikan sebagai pemicu dalam  proses  agitasi
           1.2.5        Apa saja hubungan gradasi intensitas dengan IP ?

1.3  Tujuan Penulisan
            1.3.1        Mengetahui pengertian Gradasi Intensitas
            1.3.2        Mengetahui dasar dasar Gradasi Intensitas
            1.3.3        Mengetahui tingkatan Gradasi Intensitas
            1.3.4        Mengetahui prilaku  kolektif  yang dapat di jadikan  sebagai pemicu  dalam proses agitasi
            1.3.5        Mengetahui hubungan Gradasi Intensitas dengan IP



BAB II
PEMBAHASAN

2.1       GRADASI INTENSITAS (GI)
Gradasi artinya :Tingkat. Sedangkan intensitas artinya kekuatan.
Gradasi intensitas artinya: Kekuatan yang dapat dicapai dari penyampaian isi pernyataan. Atau dengan arti lain tingkat kekuatan pesan yang sampai kepada komunikan.
Gradasi intensitas komunikasi juga di dasari oleh peralatan tubuh manusia dan peralatan tubuh manusia terdiri dari dua jenis,yaitu peralatan jasmani (bersifatkonkret) dan peralatan rohani (bersifat abstrak).Telinga,Mulut,hidung,kaki,dan tangana dalah bagian dari peralatan  jasmaniah manusia.Akal,budi,naluri dan hati nurani adalah bagian dari peralatan rohaniah manusia.
Akal adalah salah satu peralatan rohani manusia yang berfungsi untuk membedakan mana yang salah dan mana yang benar,mengingat,menghubungkan, menganalisis dan menyimpulkan.Kemampuan akal manusia  tergantung kepada luas pengalaman dan tingkat pendidikannya,formal maupun informal.Tidak ada  yang betul-betul sama.
Budi : berfungsi untuk membedakan mana yang baik dan buruk (etika), indah / tidak indah (estetika),sopan / tidak sopan (etiket / perasaan tata karma kesopanan), adil atau tidak adil (perasaan keadilan).
Naluri : dorongan yang dibawa manusia sejak lahir untuk berprilaku tertentu. Naluri sering disebut juga instink, salah satu naluri misalnya adalah naluri ketuhanan, naluri kebahagiaan,naluri sosial,naluri ingin tahu, naluri komunikasi.
Hati nurani adalah peralatan rohani manusia yang berfungsi sebagai pedoman manakala akal, budi, naluri tidak dapat memutuskan dan manusia berada dalam kebimbangan.
Hati nurani pada dasarnya adalah anggukan universal: pelanggaran terhadapnya adalah perendahan harkat dan martabat manusia ia berlaku dimanapun, kapanpun, tanpa mengenal,ras,golongan,maupun agama.
Hati nurani bersifat personal: berkaitan erat dengan individu yang bersangkutan. Mewarnai kepribadian,hati nurani berkembang bersamaan dgn perkembangan manusia, pendidikan dan pengalaman hidup manusia. HN hanya berbicara atas nama manusia pemiliknya.




2.2       Enam tingkat gradasi intensitas yangdicapaioleh IP
Pemberitahuan adalah  Memberitahu atau memberitakan.Tujuan pokok komunikator, komunikan mengetahui suatu persoalan.Komunikator hanya memberitahu.Kesimpulan dan atau penilaian diserahkan pada komunikan. Tidak peduli kesimpulan dan atau penilaian komunikan benar atau salah.Pokoknya, komunikan sudah diberitahu.
Penerangan / informatif  adalah proses atau cara perbuatan menerangkan (memberikan penjelasan).Menerangkan atau menjelaskan.Tujuan pokok komunikator, komunikan memahami suatu persoalan. Karena itu, selain memberitahu, komunikator juga berusaha menjelaskan suatu persoalan kepada komunikan.Komunikator berkepentingan komunikan memahami isi pernyataannya agar dapat menarik kesimpulan dan atau penilaian secara tepat.Namun, sikap dan tindakan komunikan,positif atau negatif, menerima atau menolak, diserahkan kepada komunikan.  Komunikan sudah diberitahu dan sudah dijelaskan.
Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya ,apa sesungguhnya di atas fakta –fakta dan data –data yang benar atau pendapat yang benar pula.Atau seperti yang di tulis oleh Jawoto (7,1959)
      1. Memberikan informasi tentang facts semata –mata ,juga facts bersifat   kontroversial,atau
      2. Memberikan informasi dan menuntun umum kearah suatu pendapat.

Pembujukan atau persuasi adalah bersifat membujuk secara halus (supaya menjadi yakin) hanya dengan cara pendekatan itu dapat dilakukan.Membujuk atau mempersuasi.Tujuan pokok komunikator, komunikan melakukan suatu tindak tertentu untuk kepentingan komunikan sendiri.Karena itu, selain memberitahu dan menjelaskan suatu persoalan, komunikator juga mengarahkan komunikan bersikap dan bertindak secara tertentu. Jadi selain dapat menarik kesimpulan dan atau penilaian secara tepat,  sikap dan atau tindakan komunikan pun diarahkan  komunikator bagi kepentingan komunikan.tetapi komunikan bebas menentukan sikap dan atau tindakannya. Bila sikap dan atau tindakan komunikan kemudian tidak sesuai dengan pengarahan, komunikator tidak peduli.Pokoknya komunikan sudah diarahkan kepada sikap dan tindakan yang menguntungkan.Ia bebas memilih komunikator mana yang baik dan mana yang buruk bagi dirinya.Dengan metoda persuasif ini , terlebih dahulu menciptakan situasi yang mudah kena sugesti atau suggestible.






Untuk terjadinya suatu sugesti pada individu atau audience dapat di permudah dengan
Jalan :

1.  Menghambat ( inhibition)
2. Memecah belah (dissociation) proses berpikirnya.Hambatan dalam proses berpikir
    dapat terjadi   karena:
    A. Kelelahan
    B.perangsang –perangsang emosionil         
Propaganda adalah “suatu penyebaran pesan yang terlebih dahulu telah di rencanakan secara seksama untuk mengubah sikap,pandangan,pendapat dan tingkah laku dari penerima / komunikan sesuai dengan pola yang telah di tetapkan oleh komunikator (Sastropoetro,1991:34)
menyatakan elemen atau ciri-ciri propaganda sebagai berikut:
1.  komunikator,atau orang yang di lembagakan Sastropoetro / lembaga yang  
     menyampaikan pesan dengan isi dan tujuan tertentu
2.  komunikan atau penerima pesan yang di harapkan menerima pesan dan dan kemudian  
     melakukan sesuatu sesuai pola yang di tentukan oleh komunikator.
3.  kebijaksanaan atau politik propaganda yang menentukan isi dan tujuan yang hendak di   
     capai
4.  pesan tertentu yang telah di encode atau di rumuskan sedemikian rupa agar mencapai       
     tujuan yang efektif
5.  sarana atau medium yang tepat dan sesuai atau serasi dengan situasi dari komunikan
6.  teknik yang seefektif mungkin,yang dapat memberikan pengaruh yang setepatnya dan
     mampu mendorong komunikan melakukansesuatu yang sesuai dengan keinginan atau   
     pola yang di tentukan oleh komunikator
7.  kondisi dan situasi yang memungkinkan di lakukan nya kegiatan propaganda yang
     bersangkutan
Sedangkan bila di lihat menurut sifat:
 1. white propaganda,merupakan propaganda yang secara jujur,benar dan sportif,serta
     sumbernya jelas
 2. black propaganda, merupakan propaganda secara licik,palsu,tidak jujur,dan menuduh
     sumber lain yang melakukannya
 3. grey propaganda,merupakan propaganda yang sumber kurang jelas tujuan samar
     samar sehingga menimbulkan keraguan
 4. ratio propaganda,dengan tujuan rasional

Menurut sumber:
1.concealed,sumber tertutup
2.revealed,sumber jelas –jelas terbuka
3.deleyed revealed,sumber lambat laun terbuka jelas
Menurut sistem:
1. menggunakan simbol,menggunakan simbol yang penuh arti,yaitu:
                                    A. Bahasa ( lisan atau tulisan )
                                    B. Gambar-gambar
                                    C. Isyarat-isyarat
2. Menggunakan perbuatan nyata,propaganda of the deed.Propaganda yang
    memaksa komunikan menerima pesan dan melakukan tindakan sesuai yang di
    harapkan komunikator.
Menurut metoda perubahan sikap :
coercive,propaganda yang bersifat sanksional menggunakan lambang –lambang  
komunikasi yang menimbulkan ketegangan jiwa seperti takut,seram dan perasaan  ngeri, persuasive,metode penyampaian pesan yang menimbulkan  rasa senang ,tertarik , rela,dan spontan melakukan sesuatu.
Menurut wilayah:
1. Regional
2. Nasional
3. Internasional

Menurut jenis kegiatan:
1. propaganda dagang:iklan, pawai ,pameran
2. propaganda politik: penyebaran doktrin,penyebaran politik tertentu
3. propaganda perang
4. propaganda budaya:  pameran seni budaya,pementasan seni,pertukaran budaya
5. propaganda agama: khotbah, ceramah agama,dll

.  Agitasi adalah dalam makna denotatifnya, agitasi berarti hasutan kepada orang banyak
 untuk mengadakan huru-hara, pemberontakan dan lain sebagainya. Kegiatan ini biasanya dilakukan
        oleh tokoh / aktivis partai politik, ormas dan lain sebagainya dalam sesi pidato maupun tulisan. Dalam
       praktek,dikarenakan kegiatan agitasi yang cenderung “menghasut” maka seringkali disebut sebagai    
       kegiatan“provokasi” atau sebagai perbuatan untuk membangkitkan kemarahan. Bentuk agitasi
       sebetulnya bisa dilakukan secara individual maupun dalam basis kelompok (massa).

Indoktrinasi adalah pemberian ajaran secara mendalam (tanpa kritik) atau penggemblengan mengenai suatu paham atau doktrin tertentudengan melihat suatu kebenaran dari arah tertentu saja.Mengindoktrinasi atau brainwashing.Tujuan pokok komunikator, komunikan harus melakukan suatu tindakan tertentu untuk kepentingan komunikator dan tidak berpeluang melakukan serangan balik terhadap komunikator.Karena itu,selain memberitahu,menjelaskan,dan mengarahkan, komunikator juga memaksa komunikan bersikap dan bertindak secara tertentu.Komunikan dalam hal ini tidak diberi kebebasan bersikap dan atau bertindak.Untuk itu, selain menambahkan “sesuatu” kedalam pemberitahuan dan penjelasannya sehingga komunikan menarik kesimpulan dan penilaian yang salah, komunikator juga menimbulkan siksaan-siksaan non fisik dan fisik pada komunikan.Karena itu, komunikator yang melakukan indoktrinasi selain harus memiliki kartu truf yang mematikan komunikan,ia juga memiliki “kekuatanfisik” baiksecaraperoranganmaupunsecaralembaga.Jikatidak, komunikator dapat diserang balik oleh komunikan.


2.3          Bebarapa prilaku kolektif yang dapat di jadikan sebagai pemicu dalam proses agitasi adalah:
1.    Perbedaan kepentingan, seperti misalnya isu SARA (suku, agama, ras). Perbedaan
       kepentingan ini bisa menjadi titik awal keresahan masyarakat yang dapat dipicu
       dalam proses agitasi.
2.    Ketegangan sosial, ketegangan sosial biasanya timbul sebagai pertentangan antar
       kelompok baik wilayah, antar suu, agama, maupun pertentangan antara pemerintah
      dengan rakyat.
3.   Tumbuh dan menybarnya keyakinan untuk melakukan aksi, ketika kelompok merasa
      dirugikan oleh kelompok lainnya, memungkinkan timbul dendam kesumat dalam
      dirinya. Hal ini bisa menimbulkan keyakinan untuk dapat melakukan suatu aksi
      bersama.

Dalam politik, ketiga perilaku kolektif diatas akan menajdi ledakan sosial apabila ada faktor penggerak (provokatornya). Misalnya ketidakpuasaan rakyat kecil terhadap kebijakan pemerintah yang tidak memihak kepada mereka juga bisa menjadi sebuah alat pemicu yang efektif untuk mendongkrak sebuah rezim. Dalam tahap selanjutnya, mobilisasi massa akan terbentuk apabila ledakan sosial yang muncul dapat memancing solidaritas massa. Hingga pada pertambahan tertentu bisa memunculkan kondisi tidak teratur.
Dalam proses agitasi pemahaman perilaku massa menjadi penting. Agar agitasi dapat dilakukansecara efektif maka perlu diperhatikan sifat orang-orang dalam kelompok(massa) seperti; massa yangcenderung tidak rasional, mudah tersugesti, emosional, lebih berani mengambil resiko, tidak bermoral.Kemampuan seorang agitator untuk mengontrol emosi massa menjadi kunci dari keberhasilan prosesagitasi massa. Sedangkan pendekatan hubungan interpersonal merupakan kunci sukses dalam agitasi individu.


2.4       Hubungan gradasi intensitas dengan sasaran IP.
Sasaran utama dari IP adalah peralatan rohaniah, karena peralatan rohaniah yang berusaha memahami IP komunikator, maksudnya adalah peralatan rohaniah itu bersifat abstrak yang berarti tidak semua orang bias langsung memahaminya diatas sudah di sebutkan beberapa kaitan dengan peralatan rohaniah seperti akal, budi, naluri dan hati nurani, karena itulah bias menyesuaikan motif komunikasi (tujuan) komunikator dengan konsepsi kebahagiaan komunikan, serta menentukan apakah komunikan
Menyampaikan suatu feedback (umpanbalik)/ tanggapan dari komunikan.
Bilaingin mencapai GI pemberitahuan, sasaran IP adalah akal.
Bilaingin mencapai GI penerangan, sasaran IP adalah akal dan budi.
Bilaingin mencapai GI pembujukan, sasaran IP adalah akal, budi dan naluri.
Bilaingin mencapai GI propaganda, sasaran IP adalah akal, naluri.
Bilaingin mencapai GI agitasi, sasaran IP adalah budi dan naluri.
Bilaingin mencapai GI indoktrinasi, sasaran IP adalah budi, naluri, hati dan akal.

Hubungan gradasi intensitas dengan frekuensi penyampaian isi pernyataan.
Frekuensi penyampaian IP adalah kekerapan penyampaian isi pernyataan atau berapa kali IP harus disampaikan. Bila diartikan frekuensi adalah ukuran jumlah putar anulang per peristiwa dalam satuan waktu yang diberikan. Kesimpulannya gradasi intensitas itu tercipta dengan sempurna apabila mempunyai frekuensi yang stabil.
Untuk mewujudkan GI pemberitahuan diperlukan penyampaian IP satu kali, sedangkan untuk mewudujudkan lima kali GI lainnya di perlukan penyampaian IP lebih darisatu kali.
Di dalam penyampaian IP dapat di gunakan satu saluran komunikasi atau lebih dari satu saluran komunikasi, kalau lebih dari satu dilakukan serentak pada waktu yang bersamaan.


2.5       Hubungan GI dengan waktu penyampaian IP.

Penyampaian IP berdasarkanwaktu yang tepat
·         Gradasi intensitas pemberitahuan, IP  bias disampaikan kepansaja.
·         Gradasi intensitas penerangan, penyampaian IP paling tepat pada waktu pagi hari.
·         Gradasi intensitas pembujukan, penyampaian IP pagi hari atau siang hari.
·         Gradasi intensitas prapaganda lebih tepat di sampaikan pada malam hari.
·         Gradasi intensitas agitasi, IP lebih tepat disampaikan pada malam hari.
·         Gradasi intensitas Indoktrinasi, IP bisa di sampaikan kapan saja.
Acara kegiatan manusia dalam satu hari atau satu minggu juga mempengaruhi terwujudnya gradai intensitas yang di kehendaki.

Hubungan GI dengan tempat penyampaian IP.
Tempat penyampaian IP merupakan salah satu factor yang ikut menentukan berhasil tidaknya  usaha mewujudkan motif komunikasi komunikator.
Dalam hunungan komunikator dankomunikan, factor tempat dapat di bagi dalam dua golongan:
Berada diempat yang berbeda
Berada ditempat yang sama

Proses komunikasi ditempat yang berbeda dapat berlangsung,  misalnya:
Komunikator di stasiun TV, sedangkan komunikan di rumah.
Komunikator di telepon umum, komunikan di kamar kerja, dll.
Proses komunikasi ditempat yang sama dapat berlangsung. Misalnya:
Di dalam satu rungan,sama sama dalam kantor.






           









DAFTAR PUSTAKA


Arifin,Anwar,Drs.1981.StrategiKomunikasi.Bandung:Armico Bandung
Nashrudin ,Achmad.2011.KapitaSelektaKomunikasi.Tangerang:DinasPendidikanProvinsiBanten

http:// Wikipedia.com[30september2014]

1 komentar: